Sabtu, 24 Februari 2018

LAJU REAKSI

A. Pengertian Laju Reaksi

 Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakan
besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satua waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit,  jam,
hari atau tahun.
  Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi
dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.
 Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi persatuan waktu. Atau dapat juga didefinisikan sebagai banyaknya mol zat per liter (untuk gas atau larutan) yang berubah
menjadi zat lain dalam satu satuan waktu. Reaksi kimia dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu reaksi
yang berlangsung cepat, reaksi yang berlangsung lambat, reaksi yang berlangsung sangat lambat.

Hukum laju adalah suatu persamaan yang menunjukkan hubungan antara laju reaksi tertentu dengan
konsentrasi pereaksinya.
Umumnya, hukum laju berbentuk
r = k [X] a [Y] b [Z] c
k adalah tetapan laju, [X], [Y], [Z] adalah konsentrasi pereaksi, dan a, b, c
adalah orde reaksi.

Persamaan laju reaksi merupakan persamaan aljabar yang menyatakan hubungan laju reaksi dengan 
konsentrasi pereaksi. Persamaan laju reaksi atau hukum laju reaksi dapat diperoleh dari serangkaian 
eksperimen atau percobaan. Dalam setiap percobaan, konsentrasi salah satu pereaksi diubah-ubah, sedangkan konsentrasi pereaksi lain dibuat tetap. Konsep laju reaksi dapat dirumuskan, sebagai 
berikut.
r =  ∆c / ∆t 
Keterangan:
=  laju reaksi
∆c = perubahan konsentrasi
∆ t = perubahan waktu
Contoh Soal:
Pada reaksi A menjadi B diketahui bahwa konsentrasi A mula-mula 10 M, setelah 2 detik menjadi 4 M. 
Tentukan laju reaksinya!
Jawab: 
∆c = (10 – 4) M = 6 M
∆ t = 2 detik
r =  ∆c / ∆t 
 =  6/2
 =  2 M/detik
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Proses berlangsungnya reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi jumlah tumbukan antar molekul dari zat-zat yang bereaksi. Suatu reaksi akan berlangsung lebih cepat jika tumbukan antarpartikel dari zat-zat pereaksi lebih sering terjadi dan   lebih banyak. Sebaliknya, reaksi akan berlangsung lebih lambat jika hanya sedikit partikel dari zat-zat pereaksi yang bertumbukan. Beberapa faktor yang memengaruhi laju reaksi, antara lain:
1. Konsentrasi
 Pada umumnya, reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. akan lebih sering
bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
2. Luas Permukaan
Salah satu syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus bercampur atau bersentuhan. Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas campuran. Bidang batas campuran inilah yang dimaksud dengan bidang sentuh. Dengan memperbesar 
luas bidang sentuh, reaksi akan berlangsung lebih cepat.
3. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi kinetik partikel
bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan frekuensi tumbukan yang semakin besar,
maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar. 
Suhu atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat.
 Zat-zat yang energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan efektif. Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu,
maka hal ini akan memperbesar energi potensial, sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan 
reaksi.
4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi, tetapi pada akhir reaksi dapat
diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi, sehingga jika ke dalam suatu reaksi
ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena zat-zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi.
F. Teori Tumbukan
Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara partikel-partikel zat yang bereaksi. Teori tumbukan adalah reaksi kimia terjadi sebagai akibat tumbukan antara 
molekul-molekulTumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi yang cukup untuk
memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi (James E. Brady, 1990).
Reaksi kimia terjadi sebagai akibat tumbukan antara molekul-molekul. Jumlah tumbukan antara
molekul-molekul persatuan waktu disebut frekuensi tumbukan. Contoh teori tumbukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu: tabrakan mobil, entingan bola yaitu: bola billiard, bola kasti dan lain-lain, Besar frekuensi tumbukan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:
1. konsentrasi;
Dalam konsentrasi yang besar, jumlah partikel persatuan volume juga besar. Kemungkinan terjadinya
tumbukan antarpartikel di dalamnya lebih besar jika dibandingkan dengan yang terjadi pada konsentrasi
yang rendah. Dengan demikian makin besar konsentrasi zat yang bereaksi, makin banyak partikel yang
bereaksi per satuan waktu dan makin besar laju reaksinya.
2. suhu, 
Kenaikkan suhu mempercepat reaksi karena dengan kenaikkan suhu gerakan partikel semakin cepat.
Energi kinetik partikel-partikel semakin bertambah sehingga makin banyak terjadi tumbukan yang 
efektif. Dengan demikian, makin banyak partikel-partikel yang bereaksi.
3.Luas permukaan sentuhan
Makin luas permukaan sentuhan antara zat-zat pereaksi, makin banyak molekul-molekul pereaksi yang bertumbukan. Dengan demikian, kemungkinan terjadi reaksi semakin besar 
sehingga reaksi lebih cepat ber-langsung.
4. Katalis
Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mengakibatkan perubahan kimia yang kekal
bagi zat itu sendiri. Setelah reaksi kimia berlangsung, katalis terdapat kembali dalam keadaan dan 
jumlah yang sama dengan sebelum reaksi. Telah dijelaskan bahwa agar terjadi reaksi, partikel-partikel zat harus memiliki energi minimum tertentu yang disebut energi pengaktifan. Dalam hal ini, 
katalis berfungsi untuk menurunkan sejumlah energi pengaktifan agar reaksi dapat berlangsung.
 5. Sifat kimia pereaksi
Senyawa-senyawa ion lebih cepat bereaksi dari pada senyawa-senyawa kovalen. Pada setiap tumbukan
 yang terjadi antara ion positif dan ion negatif selalu dihasilkan reaksi sebab tidak ada energi tumbukan 
yang diperlukan untuk memutuskan ikatan terlebih dahulu. Lain halnya dengan reaksi antara senyawa-senyawa kovalen yang tidak setiap tumbukan dapat menghasilkan reaksi.